Monday, 20 October 2014

Apa itu Darah Merah MeRAWAN atau Keperawanan

sebelum mengetahui tentang darah perawan atau darah keperawanan, maka alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu tentang suplai perdarahan di organ reproduksi wanita. Hal ini penting untuk mengetahui bahwa darah yang keluar itu adalah darah yang keluar dari pembuluh darah.

Prinsipnya adalah kalau darah keluar/berasal dari pembuluh darah arteri, maka warna darahnya lebih merah terang dibandingkan jika darah keluar dari pembuluh darah vena. Mengapa merah terang? Karena pembuluh darah arteri mengandung banyak oksigen.

Kalau darah keluar/berasal dari pembuluh darah vena, maka warna darahnya lebih merah gelap dibandingkan jika darah keluar dari pembuluh darah arteri. Mengapa merah gelap? Karena pembuluh darah vena mengandung banyak karbondioksida (sering salah kaprah diistilahkan sebagai “darah Kotor”).

Kalau darah perawan keluar, bukan berarti pencampuran darah dari arteri dan vena, namun lebih karena ke arah elastisitas hymen (selaput dara) dan vaskularisasi (perdarahan) di sekitar hymen.

Suplai darah (pembuluh darah arteri dan vena) pada organ reproduksi wanita (tidak termasuk payudara) adalah sebagai berikut:

1. Vagina

Suplai arteri: arteri-arteri uterine dari arteri-arteri iliaka internal. Drainage vena: pleksus venous vagina yang berjalan/mengalir menuju vena iliaka interna.

2. Uterus

Suplai arteri: arteri-arteri uterine, sebagai cabang dari arteri-arteri iliaka internal. Drainage vena: membentuk suatu pleksus di ligamen nan luas yang berjalan/mengalir menuju vena-vena uterine.

3. Tuba fallopi

Suplai arteri: arteri-arteri uterine dan ovarian. Drainage vena: vena-vena uterine dan ovarian.

4. Ovarium

Suplai arteri: arteri-arteri ovarian dari aorta melalui ligamen-ligamen suspensorium. Drainage vena: membentuk pleksus pampiniformis yang berjalan/mengalir menuju vena-vena ovarian di ligamen-ligamen suspensorium.


5. Genitalia eksterna

Suplai arteri: arteri-arteri pudendum. Drainage vena: vena-vena pudendum.


Darah keperawanan itu pada dasarnya darah yang keluar dari pembuluh darah: merah terang atau merah muda, cair, tidak bergumpal, tidak berbau (kalaupun ada aroma, ya aroma khas darah). Kalau ada yang bilang darah perawan itu berbau amis, maka dapat dicurigai sudah ada bakteri yang mengindikasikan ke arah penyakit menular seksual. Kalau darahnya bergumpal, maka juga mengindikasikan ada “sesuatu” yang bersifat patologis (penyakit). Yang pasti, darah perawan itu berbeda dengan darah menstruasi atau darah haid. Nah, untuk lebih memastikannya, maka periksa ke dokter adalah upaya yang paling kami rekomendasikan.

 Kemudian tentang sensasi nyeri, hal itu relatif. Bila dilakukan dengan pelahan dan penuh perasaan, maka tentu tidak terasa nyeri. Sebagian wanita merasa nyeri lalu berganti nikmat. Kalu dilakukan dengan kasar, maka tentunya amat nyeri, terlebih lagi bila si pria tidak disukai wanitanya, tentunya dirasakan seolah ditusuk besi/logam; amat nyeri dan perih.

Oh iya, yang perlu diketahui lagi adalah: darah keperawanan bukan ukuran mutlak untuk menentukan seorang gadis itu masih perawan atau tidak. Sebab masih banyak yang beranggapan bahwa di malam pertama, seorang gadis harus mengekuarkan “darah keperawanan” sebagai bukti resmi bahwa dia benar-benar perawan. Keperawanan adalah isu sensitif yang cenderung dijadikan hegemoni dan legitimasi yang berpotensi membuat kaum wanita menjadi “fobia” dan “depresi”. Maksudnya, isu keperawanan ini membuat kaum pria seolah menilai kaum wanita hanya dari keperawanan. Kalau perawan, berarti “harga/nilai” (jual)nya tinggi. Kalau tidak perawan berarti wanita itu tidak lagi punya harga diri. Ironisnya, hal itu “harus” dibuktikan dengan darah! Aneh, kan?

Demikian penjelasan singkat ini, semoga bermanfaat.
Salam sehat dan sukses selalu!
Load disqus comments

0 komentar

Powered by Blogger.